Baca juga : Mengungkap Era Baru dengan Jaringan Seluler Generasi Kelima (5G)

1. Pencurian Identitas : Penjahat siber dapat mencuri informasi pribadi seperti nomor kartu kredit, alamat, dan kata sandi untuk melakukan kegiatan ilegal atau mendapatkan keuntungan finansial.
2. Serangan Malware : Malware seperti virus, worm, trojan, dan ransomware dapat menginfeksi perangkat dan sistem, merusak atau mengenkripsi data, atau mengambil kendali atas sistem.
3. Phishing : Penyerang sering menggunakan metode phishing untuk mendapatkan informasi sensitif dengan mengirim email atau pesan palsu yang tampak resmi.
4. Serangan DDoS : Distributed Denial of Service (DDoS) adalah serangan di mana banyak perangkat yang dikendalikan secara terpusat menyerang satu target dengan lalu lintas data besar, menyebabkan layanan menjadi tidak tersedia.
5. Pelanggaran Data : Data sensitif dari perusahaan atau individu dapat dicuri atau bocor melalui pelanggaran data yang dapat merugikan reputasi dan kepercayaan.

1. Enkripsi Data : Enkripsi melibatkan mengamankan data dengan mengubahnya menjadi format yang tidak dapat dibaca tanpa kunci enkripsi yang benar. Ini melindungi data saat berada dalam perjalanan atau penyimpanan.
2. Penggunaan Kata Sandi yang Kuat : Gunakan kata sandi yang kompleks dan berbeda untuk setiap akun. Gunakan kombinasi huruf, angka, dan karakter khusus.
3. Perangkat Keamanan : Pasang perangkat lunak antivirus, firewall, dan perangkat keamanan lainnya yang dapat membantu mencegah serangan malware.
4. Kesadaran Pengguna : Pelajari tentang ancaman siber umum seperti phishing dan cara mengidentifikasinya. Jangan mengklik tautan atau lampiran yang mencurigakan.
5. Pembaruan Sistem : Pastikan sistem operasi dan perangkat lunak selalu diperbarui dengan versi terbaru yang mengandung perbaikan keamanan.
6. Backup Data : Selalu buat salinan cadangan data penting. Ini membantu dalam mengatasi situasi jika data utama hilang atau terenkripsi.

Baca juga : Tips Belajar Daring Agar Tidak Gampang Stres!