Praktikum Kimia : Pengujian Kandungan Formalin pada Ikan di Pasar Inpres dan Pasar Puni Ruteng
Ditulis tanggal 25 Nov 2022 | Dibaca 5329 kali
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang penting dalam makanan manusia. Namun, keberadaan bahan kimia berbahaya dalam ikan, seperti formalin, menjadi masalah serius dalam industri perikanan dan kesehatan masyarakat.
Formalin adalah senyawa kimia yang biasa digunakan sebagai pengawet dalam makanan dan dapat digunakan secara tidak sah untuk meningkatkan masa simpan ikan. Meskipun penggunaan formalin dalam makanan adalah tindakan ilegal dan berbahaya, praktik ini masih terjadi di beberapa daerah.
Formalin mengandung formaldehida, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada manusia jika terpapar dalam kadar yang tinggi. Dampak kesehatan yang sering dikaitkan dengan paparan formalin meliputi iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta efek jangka panjang seperti risiko kanker.
Untuk menjaga kesehatan masyarakat dan menghindari praktik ilegal yang merugikan konsumen, sangat penting untuk dapat mendeteksi keberadaan formalin dalam ikan secara efektif. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada mahasiswa dalam melakukan pengujian kandungan formalin pada ikan.
Tujuan Praktikum
- Mendeteksi Kemungkinan Penggunaan Formalin dalam Ikan: Praktikum ini akan mengajarkan mahasiswa bagaimana cara mendeteksi kemungkinan penggunaan formalin dalam ikan yang ada di pasaran. Ini adalah langkah awal dalam upaya menjaga keamanan makanan.
- Melatih Keterampilan Pengujian Kimia: Praktikum ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memahami dan menguji teknik-teknik kimia yang digunakan untuk pengujian formalin dalam ikan.
- Pentingnya Pengawasan Kualitas Makanan: Dengan memahami bagaimana mendeteksi formalin dalam ikan, mahasiswa akan lebih menyadari pentingnya pengawasan kualitas makanan dalam industri perikanan dan dampaknya terhadap kesehatan manusia.
- Edukasi Publik: Hasil dari pengujian formalin pada ikan dapat digunakan untuk edukasi publik tentang pentingnya memilih produk perikanan yang aman dan berkualitas.
Alat
- Cawan Petri: Tempat peletakan objek pengamatan
- Silet atau Pisau: Untuk mengiris sampel pengamatan
- Pipet Tetes: Wadah penyalur cairan
- Korek Api: Memanaskan sampel
- Blender: Menghaluskan bahan
- Tabung reaksi;
- Gelas Kimia.
Bahan
- Ikan asin jenis sarden, tongkol, lajang, teri dan ikan terbang yang dipasarkan di pasar Inpres Ruteng dan Pasar Puni Ruteng.
- Larutan KMnO4 (Kalium Permanganat)
- Air (Aquades)
Prosedur Praktikum
Praktikum ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan 3 kali penggulangan. Sampel ikan asin diambil dari dua pasar yaitu pasar Inpres dan Pasar Puni Ruteng. Penelitian kualitatif ini bertujuan menguji kadar formalin pada ikan asin yang terdapat di pasar impress dan puni Ruteng. Identifikasi ini dapat diketahui dengan adanya endapan berwarna coklat pada filtrat sampel semula mengunakan
kalium permanganat. Kandungan formalin yang terdapat pada ikan asin jika masuk ke tubuh akan beraksi secara kimia dengan hampir semua zat didalam sel sehingga menekan fungsi sel yang akan menyebabkan kematian sel yang tinggi dalam tubuh.
Prosedur praktikum pengujian kandungan formalin permasing-masing ikan :
- Ikan asin diblender hingga halus;
- Ikan asin yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 2 gram dan dimasukan dalam gelas kimia;
- Aquades dimasukan dalam gelas kimia sebanyak 30 ml;
- Filtratnya diambil dan disaring;
- Filtrat dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 7 ml tabung reaksi;
- Larutan KMnO4 ditambahkan 4 tetes pada tabung reaksi yang berisi filtrat;
- Tabung reaksi digoyang-goyang hingga filtrate ikan asin dan larutan KMnO4 tercampur;
- Terbentuknya endapan coklat mengindikasikan adanya formalin dalam ikan;
- Sampel diulangi sampai 3 kali pengulangan;
- Penemuan hasil uji laboratorim akan kandungan formalin pada sampel ikan;
Hasil Pengujian

Pembahasan
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semua sampel ikan asin yang diperoleh dari Pasar Inpres dan Pasar Puni Ruteng yang terdiri dari 4 jenis ikan permasing-masing pasar/lokasi pengambilan ikan. Sampel yang sudah diperoleh ditimbang per gram untuk menyamakan bobot atau kuantitasnya, dihaluskan agar homogen dengan menggunakan mortir dan ditambahkan 20 ml aquadest, diaduk dan disaring. Kemudian hasil penyaringan diambil 2 mL dan diteteskan 4 tetes pereaksi KMnO4, dan dilakukan tiga kali pengulangan. Pengulangan ini dilakukan agar hasil identifikasi lebih baik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Marwanti tahun 2013 mengenai validasi uji formalin dengan pereaksi schryver dan kalium permanganat (KMnO4), dilaporkan bahwa kalium permanganat merupakan pereaksi spesifik dari formalin. Oleh karena itu, kalium permanganat dapat digunakan untuk pengujian formalin pada sampel-sampel yang diduga mengandung formalin.
Hasil pengujian dengan menggunakan pereaksi
kalium permanganat (KMnO4) diperoleh Kedelapan sampel ikan asin negatif atau tidak mengandung formalin. Hal ini merupakan hasil pengujian dengan menggunakan pereaksi
kalium permanganat (KMnO4) ini ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap perubahan endapan berwarna coklat dari larutan uji. Pada tabung reaksi tidak terdapat endapan berwarna coklat atau endapan permanganat mangan.
Kesimpulan
Hasil pengujian formalin pada sampel ikan asin yang diperoleh dari Pasar Puni dan juga Pasar Inpres Ruteng bahwa sampel tersebut di atas bebas akan kandungan formalin dan layak untuk dipasarkan.
Oleh :
Siswa Kelas XII IPA TP 2022/2023
0 Komentar