smakaquinasruteng.sch.id - Sejak kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945, setiap pemimpin (
Presiden) mempunyai gaya masing-masing dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapinya demi keselamatan rakyat yang dipimpinnya. Dari sekian
Presiden yang telah berlalu, belum ada peristiwa alam khusunya penyakit seperti yang dialami sekarang di mana sampai bertahun-tahun tak kunjung hilang dari peredaranya.
Penyakit, Pandemi
Covid-19 kian hari kian berkembang pesat. Ratusan ribu nyawa telah pergi untuk selamanya walau ajal manusia sangat ditentukan atas kehendak Tuhan, namun saya sebagai manusia berpikir apakah Tuhan dapat mengambil kembali anak-Nya di dunia sebanyak itu? Tentu tidak, jelas ini semua karena kuatnya virus penyakit ini mengancam manusia yang menghuni dunia yang fana ini.
Baca juga : Ratusan Peserta Didik Ikut Vaksinasi Covid-19 di Sekolah
baca juga : Cerita Inspiratif : Membeli Keringat Guru
Dari desakan-desakan kekuatan virus
Covid-19, Bapak
Presiden Jokowi dengan lembut hatinya merangkul semua jajaran kabinet pemerintahannya untuk berjuang, berjuang, sekali lagi berjuang demi keselamatan rakyat dari cengkraman
Covid-19 yang dapat merenggut nyawa. Dari serangan virus ini juga pasti membara dampak yang sangat banyak untuk semua lini kehidupan rakyat tercintanya (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan).
Semua hal ini, Bapak
Presiden dengan tenang mengatasinya lewat kebijakan-kebijakan emasnya yang telah dirasakan oleh seluruh rakyat seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) bidang sosial,
UMKM bidang ekonomi, terbukanya tempat-tempat pariwisata bidang budaya, KIP baik siswa SD, SMP, SMA dan mahasiwa dalam bidang Pendidikan.
Kebijakan-kebijakan emas yang telah dipaparkan di atas membuat rakyat Indonesia tidak terlalu terasa pahit getirnya atas serangan virus
Covid-19. Saat ini kebutuhan rumah tangga seluruh rakyat bisa diatasi walau masih dalam keadaan seperti ini. Hal ini semua muncul karena dengan ketangguhan dan kelembutan hati sang
Presiden yang sudah merakyat hatinya.
Dalam keheningan malam menyelimuti aku, lalu aku bangun dari tidurku, dalam otakku muncul secuil perasaan terhadap seorang yang hebat, tangguh dan lembut hati mengatasi kerumitan hidup rakyat di kala berkecamuknya penyakit
Covid-19 di persada nusantara ini. Aku tak sadar berucap dihadapan salah seorang anakku (Rico Harum) yang masih duduk di SMPK St. Fransiskus Xaverius Ruteng, Kecamatan Langke Rembong,
Kabupaten Manggarai, “mari kita berdoa kepada Tuhan untuk bersyukur kepada-Nya karena Tuhan telah mengutus salah satu umat-Nya di Indonesia yaitu Bapak
Presiden Jokowi yang begitu tangguh dan lembut hati mengatasi segala tantangan yang dihadapi rakyatnya karena penyakit
Covid-19 ini”.
Baca juga : Jemput AKM dengan Budaya Akademik Sekolah
Baca juga : Sekolah Katolik Menjawab Tantangan Zaman
Tepat pukul 21.00 WITA, kamipun berdoa yang dipimpin oleh anakku Kristian Rico Harum. Lantunan kalimat-kalimat doa anakku terselip kata-kata yang begitu akrab menyebut nama sang
Presiden Jokowi seorang pemimpin hebat, tangguh, kuat dan lembut hati. Kata-kata syukur dari anakku membuat aku kuat dan berani mengungkapkan kata hatiku saat aku meneteskan tinta-tinta hitam di atas kertas putih ini. Aku bukan orang berpolitik, bukan juga aktivis. Aku hanya seorang pengabdi anak bangsa pada
SMAK St. Thomas Aquinas Ruteng,
Kabupaten Manggarai.
Ini sebuah reaksi atas perasaan hati sebagai seorang manusia menyaksikan kepemimpinan sang pemimpin dalam menyelamatkan rakyat di tengah berkecamuknya penyakit
Covid-19 ini.
Aku sebagai rakyat merasa berbangga, kemampuan Bapak Presiden memberi peredaman terhadap penderitaan rakyatnya. Bapak
Presiden dengan hati terbuka memberi pikiran-pikiran jernih terhadap kabinet kerjanya sehingga mereka menjalankan tugas sebagai pembantu
Presiden dengan hati yang murni dan lembut di depan rakyat Indonesia, sehingga tidak adanya gejolak yang membangkang terhadap pemerintah.
Secuil perasaan hati (
Dominikus Harum)