Sekolah Katolik Menjawab Tantangan Zaman
Ditulis tanggal 11 Feb 2022 | Dibaca 4088 kali
Indonesia merupakan negara yang multikultur terdiri dari berbagai agama, suku, budaya, dan ras yang berbeda-beda. Sebagai negara yang beragam akan agamanya, kesadaran untuk menghargai perbedaan yang ada menjadi sangat penting untuk menciptakan hidup yang damai dan sejahtera. Pendidikan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai toleransi khususnya menghargai perbedaan agama memiliki peran penting, agar peserta didik memiliki kesadaran toleransi yang tinggi.
Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengakomodir segala mecam perbedaan agama dan menjadi titik temu untuk merekatkan perbedaan tersebut. Pendidikan agama merupakan salah satu sarana pendidikan untuk menciptakan peserta didik yang memiliki toleransi beragama. Melalui Profil Pelajar Pancasila mewujudkan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila memiliki enem ciri utama yaitu, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulai, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Pentingnya Pendidikan Agama
Di era yang semakin modern dengan perkembangan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat cepat, membuat masyarakat Indonesia perlahan-lahan mengangap teknologi menjadi teman hidupnya. Kondisi ini tentu membuat masyarakat khususnya generasi mudah terjerumus ke hal-hal yang negatif. Bila tidak di bekali dengan pengetahuan yang baik, akan menghancurkan masa depan generasi muda bangsa Indonesia. Pengetahuan agama sebagai salah satu pedoman hidup menjadi sumber moral bangsa Indonesia terutama menghadapi berbagai tantangan zaman.
Pendidikan agama sungguh menjawab tantangan zaman. Sekolah bukan mendidik ke masa lampau, tetapi menyambut masa depan yang lebih cerah. Sekolah-sekolah di bawah naungan Agama diharapkan mampu mendidik peserta didik yang memiliki hati yang arif dan bijaksana, mendidik akal, dan memiliki intelektual yang baik. Pendidikan agama mempunyai peran penting untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki sikap religius yang baik. Dengan memiliki sikap religius yang baik peserta didik mampu menyikapi perkembangan zaman secara bijak, tanpa melanggar norma-norma agama yang menjadi sumber nilai-nilai kebenaran.
Pendidikan agama di sekolah tidak hanya memberikan bekal secara teoritis, tetapi juga membentuk sikap religius agar peserta didik memiliki karakter sesuai agama dan kepercayaan yang dianutnya. Selain itu, pendidikan agama juga mendidik peserta didik agar memiliki sikap toleransi yang tinggi dan mampu menghargai serta menghormati perbedaan agama yang ada.
Pendidikan Agama dan Profil Pelajar Pancasila
Profil pelajar Pancasila adalah profil pelajar Pancasila sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Profil pelajar Pancasila memiliki enem ciri utama yaitu, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulai, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Berkaitan dengan beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa pelajar Indonesia diharapkan memiliki akhlak mulia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan agama diarahkan untuk mendidik peserta didik memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak mulia adalah akhlak beragama, akhlak pribadi, ahklak kepada alam, dan akhlak bernegara. Pendidikan agama sebagai salah satu mata pelajaran yang mempunyai peran penting untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Kurikulum 2013 menempatkan sikap religius sebagi salah satu aspek penilain sikap. Disadari betul bahwa, sikap religius mengarahkan peserta didik ke arah hidup sesuai norma-norma agama.
Sekolah Katolik dan Tantangan Zaman
Sekolah sebagai institusi pendidikan menjadi tempat penanaman nilai-nilai religus. Sekolah Katolik merupakan institusi pendidikan yang dikenal dengan kedisplinan. Segala aktivitas didalamnya diatur sedemikian rupa, sehingga dapat membentuk peserta didik yang disiplin. Nilai-nilai yang menjiwai semangat belajar adalah nilai-nilai Katolik. Tidak hanya karakter disiplin, tetapi juga karakter religus yang nampak pada kebiasaan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Melihat tantangan zaman dewasa ini yang begitu dinamis, nilai-nilai religius ini menjadi benteng pertahanan bagi peserta didik agar tidak mudah tergoda oleh materialisme. Pada konteks negara Indonesia yang multikultur, sekolah Katolik terlibat aktif dalam misi toleransi. Peserta didik diajarkan untuk saling menghargai perbedaan agama dan menjadi pengayom dalam kehidupan beragama. Inilah ciri khas sekolah Katolik yang selalu mampu menjawab tantangan zaman.
Oleh :
Guru Mata Pelajaran PPKn
0 Komentar